Inisiasi 4 
KORELASI TATA JENJANG DAN KORELASI POINT 
BISERIAL 

Saudara Mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada kegiatan tutorial on line 
yang ke-4. Pada kesempatan ini, kita bersama akan mengkaji mengenai korelasi tata 
jenjang dan korelasi point biserial. Seperti yang Suadara telah mengetahui bahwa 
materi tentang korelasi tata jenjang dan korelasi biserial merupakan bagian dari 
analisis korelasional dengan statistik non parametrik. Hal tersebut telah dipaparkan 
secara mendalam pada bahan ajar cetak pada Unit 4 subunit 1 (korelasi tata jenjang) 
dan subunit 2 (korelasi point biserial). Materi ini sangat membantu Saudara untuk 
menguasai prinsip-prinsip korelasi antara dua variabel dengan pengolahan data 
melalui analisis korelatif. Oleh sebab itu, penting untuk Saudara membaca kembali 
bahan ajar cetak saudara pada halaman 132 mengenai analisis korelasional dengan 
statistik parametrik sehingga dalam mengikuti kegiatan tutorial ini, Saudara tidak 
mengalami kesulitan. 
Setelah mempelajari unit 4 diharapkan Saudara dapat memiliki kompetensi 
utama mampu memahami pengolahan data teknik korelasi antara dua variabel 
dengan statistik non parametrik. Kompetensi utama dapat Saudara Mahasiswa capai 
apabila Anda sudah menguasai kompetensi-kompertensi berikut ini. 
1. Menguasai pengujian signifikansi hubungan antara dua variabel dengan 
perhitungan rumus korelasi tata jenjang. 
2. Menguasai pengujian signifikansi hubungan antara dua variabel dengan 
perhitungan rumus korelasi biserial. 
Nah Saudara Mahasiswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan Anda 
mengenai materi korelasi tata jenjang dan korelasi biserial, silakan Saudara 
mempelajari ringkasain materi tersebut, dan selamat mencoba mengerjakan latihan 
soal yang diberikan pada akhir inisiasi. 

IKORELASI TATA JENJANG 
Teknik korelasi tata jenjang diciptakan oleh Spearman. Teknik ini merupakan 
salah satu teknik analisis korelasional yang paling sederhana. Pada teknik ini besar 
kecilnya korelasi antara variabel yang sedang diselidiki korelasionalnya, dihitung 
berdasarkan perbedaan urutan kedudukan skor pasangan dari tiap subjek. Skor tiap 
subjek diubah dahulu menjadi urutan kedudukan dalam kelompoknya pada kedua 
variabel yang akan dikorelasikan. Dengan kata lain, data yang semula berupa data 
interval diubah menjadi data ordinal atau data berjenjang. Persyaratan teknik ini 
adalah kedua variabel yang akan dikorelasikan merupakan skala atau data ordinal 
Teknik korelasi tata jenjang dapat efektif digunakan apabila subjek yang 
dijadikan sampel dalam penelitian lebih dari sembilan dan kurang dari 30. Bila 
jumlah subjek 30 atau lebih sebaiknya tidak menggunakan teknik korelasi ini. 
Lambang korelasi tata jenjang adalah huruf ρ (baca:Rho). Besarnya ρ sebagai angka 
indeks korelasi berkisar antara - 1,00 sampai dengan 1,00. Tanda minus (–) di depan 
angka indeks korelasi menunjukkan arah korelasi yang negatif, demikian pula 
sebaliknya. 

Cara Menghitung dan Menginterpretasikan Indeks Korelasi Tata Jenjang 
Menurut Sudijono, (1987), ada tiga macam cara menghitung korelasi tata 
jenjang, yaitu dalam keadaan (1) tidak terdapat urutan yang kembar, (2) terdapat 
urutan yang kembar dua, atau (3) urutan yang kembar ada tiga atau lebih. Apabila 
tidak ada skor yang sama pada tiap variabel maka tergolong pada keadaan (1) yaitu 
masing-masing kedudukan hanya satu. Apabila ada dua skor yang sama pada satu 
atau dua variabel berarti termasuk keadaan (2) yaitu terdapat dua urutan kedudukan 
yang sama. Dalam keadaan ini maka urutan kedudukan yang kembar tersebut 
dijumlahkan lalu dibagi dua, sehingga kedua skor tersebut mendapat urutan 
kedudukan yang sama. Apabila ada tiga skor yang sama atau lebih, maka perlu 
dilakukan perhitungan yang lebih teliti. Cara yang sederhana adalah menjumlahkan 
urutan kedudukan yang sama lalu dibagi dengan banyaknya skor yang sama. 
Cara lain menentukan urutan kedudukan yang sama dengan menggunakan 
rumus berikut ini. 
 2 Inisiasi Statistika Pendidikan Re = MR
2
 + 
12
1 2 n − 
Keterangan: 
Re = Rank (urutan kedudukan) dari skor yang sama 
MR = rata-rata dari urutan kedudukan yang sama 
N = banyaknya skor yang sama 
1 dan 2 = bilangan konstan 

Langkah-langkah menghitung dan menginterpretasikan korelasi tata jenjang berikut 
ini. 
1. Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif 
2. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan. Kolom 1 memuat no urut subjek, 
kolom 2 memuat beberapa skor variabel 1 dan kolom 3 memuat beberapa skor 
variabel 2. 
3. Menetapkan urutan kedudukan skor yang terdapat pada variabel 1 (R1) pada 
kolom 4 dan variabel 2 (R2) pada kolom 5, urutan dimulai dari skor yang 
tertinggi ke skor yang terendah. 
4. Menghitung perbedaan urutan kedudukan tiap pasangan skor antara variabel 1 
dan variabel 2 (B = R1 – R2) pada kolom 6, lalu jumlahkan B (ΣB). 
5. Mengkuadratkan tiap-tiap B (B2
) pada kolom 7, lalu dijumlahkan (ΣB2
). 
6. Menghitung korelasi tata jenjang dengan rumus berikut ini. 
 ρ = 
)12(
6 1
2
∑ − NN
7. Memberikan interpretasi terhadap hasil korelasi dengan membandingkan pada 
nilai tabel RHO (Spearman) pada taraf signifikansi tertentu. 

Nah, Saudara Mahasiswa untuk mengetahui bagaimana penguasaan Saudara 
mengenai materi ini, Saudara Mahasiswa dapat mengerjakan soal latihan berikut : 
1. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila menggunakan teknik korelasi 
tata jenjang? 
2. Jelaskan mengapa teknik korelasi tata jenjang efektif digunakan bila subjek yang 
dijadikan sampel antara 10 – 30? 
Inisiasi Statistika Pendidikan 3 3. Sebutkan dan jelaskan cara menghitung korelasi tata jenjang? 
4. Bagaimana cara mengubah data interval menjadi data ordinal bila ada data yang 
sama dari beberapa siswa? 
5. Bagaimana cara menginterpretasikan indeks korelasi tata jenjang? 

KORELASI POINT-BISERIAL 
Korelasi point biserial adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariant. 
Persyaratan data dalam teknik ini adalah variabel 1 merupakan variabel diskrit atau 
data dikotomi contohnya : Pria (0), wanita (1) dan variabel 2 merupakan variabel 
kontinu (data interval). Teknik korelasi ini juga dapat digunakan untuk mengetahui 
validitas soal yaitu skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Angka indeks 
korelasi Point Biserial dilambangkan dengan rpbi. 
Cara Menghitung Indeks Korelasi Point Biserial. 
1. Mencari Mean total (Mt) dengan rumus 
 Mt = ΣXt 
 N 
2. Mencari Mean skor dari jawaban yang menjawab ya (kode1sebanyak n) 
Mp = X1 + X2 ......Xn 
 n 
3. Mencari Standar Deviasi total (SDt) dengan rumus 
SDt = ΣXt
2
 - (ΣXt)
2
 N N 
4. Mencari proporsi (p) yaitu perbandingan banyaknya subjek yang menjawab ya 
dengan jumlah seluruh subjek. Proporsi (q) adalah 1 – p 
5. Rumus untuk mencari angka indeks korelasi berikut ini 
 rpbi = 
q
p
SD
MM
t
− tp 
Keterangan 
rpbi = Angka indeks korelasi Point Biserial 
Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar/ya 
Mt = Mean skor total 
SDt = Standar deviasi total 
p = Proporsi subjek yang menjawab benar/ya terhadap jumlah total subjek 
q = 1 – p 
 4 Inisiasi Statistika Pendidikan  
Cara Memberikan Interpretasi Angka Indeks Korelasi Point Biserial 
 Untuk memberikan interpretasi terhadap korelasi Point Biserial digunakan 
tabel nilai korelasi Product Moment. Hal yang perlu ditentukan terlebih dahulu 
adalah menentukan taraf signifikansi dan mencari derajat kebebasan (db = N – 2). 
Bila indeks korelasi (rpbi) sama atau lebih besar daripada nilai korelasi tabel maka 
kedua variabel atau antara butir soal dan total berkorelasi secara signifikan. Jika hasil 
rpbi lebih kecil daripada nilai korelasi tabel berarti tidak ada korelasi yang signifikan. 

Ringkasan materi dari korelasi point biserial telah disajikan. Bagaimanakah Suadara, 
materi tersebut cukup mudah bukan ? Selanjutnya cobalah Saudara berlatih 
mengerjakan soal berikut ini. 
1. Bagaimana menginterpretasi validitas soal tes objektif? 
2. Berikan contoh dua variabel (selain bentuk butir tes) yang dapat dianalisis 
dengan korelasi point biserial? 
3. Seorang peneliti mempunyai data tentang skor kemandirian. Skor tersebut 
diperoleh dari 40 siswa yang terdiri dari 22 anak sulung dan 18 anak bungsu. 
Menurut Anda bagaimana menganalisis data tersebut bila akan diketahui 
keterkaitan dua variabel tersebut? 
4. Bila Anda ingin menggunakan teknik korelasi point biserial, bagaimana data 
yang akan dipersiapkan agar dapat dianalisis dengan tepat? 

Penyelesaian soal di atas silahkan Anda kirimkan melalui email kepada tutor online 
Anda. Umpan balik dari dosen pengampu mata kuliah ini akan Anda terima paling 
lambat dua minggu setelah batas akhir pengiriman. Jika Anda mengalami kesulitan 
atau kurang memahami materi, Anda dapat menghubungi tutor online Anda melalui 
email atau Anda bisa memanfaatkan mailing list yang telah disediakan. Selamat 
mengerjakan dan sampai jumpa lagi. 
Kerajinan Pangkal Kepandaian. Semoga Sukses! 
Inisiasi Statistika Pendidika

0 komentar:

Posting Komentar